Ini yang Harus Dilakukan Para OrangTua Jika Anak Ingin Punya Handhpone Seperti Temannya - SOBAT TOTO

DEPOSIT VIA PULSA | DEPOSIT PAKE PULSA

header ads

Selasa, 10 Desember 2019

Ini yang Harus Dilakukan Para OrangTua Jika Anak Ingin Punya Handhpone Seperti Temannya



   PANDATOTO - Anak bisa menjadi sebuah alasan dalam hubungan keluarga, mempunyai banyak keinginan yang diminta seorang anak adalah alasan yang sangat lazim. Seperti halnya pada saat sang Anak ingin meminta sebuah ponsel atau handphone baru seperti temannya.

   Pada masa canggih seperti ini, di saat anak bisa mengakses beragam hal termasuk game dan media sosial, tentunya Mama memiliki aturan tersendiri di keluarga. Ada hal-hal yang orangtua nilai belum waktunya bagi si Anak untuk melakukan hal tersebut.

   Tetapi, apa yang harus orangtua lakukan dalam menghadapi kemauan si Anak?


1. Hindari terburu-buru menghakimi



   Pada saat sang Anak berbicara kepada sang Mama bahwa semua temannya sudah memiliki handphone ataupun ponsel selain dia, bisa jadi rasa ragu akan membayangi Mama. Pertanyaan seperti, "benarkah hal yang saya lakukan?" bisa jadi muncul di benak Mama.

   Devorah mengerti bahwa setiap orangtua pasti menginginkan yang terbaik bagi anaknya. Oleh karena itulah setiap orangtua termasuk Mama memiliki nilai tersendiri yang Mama terapkan dalam keluarga.

   Jika pertanyaan seperti itu muncul, cobalah agar Mama tidak langsung menghakimi peraturan yang ada di keluarga lain dengan misalnya berkata, "orangtua itu salah, pokoknya saya tidak mau seperti itu,"

   Devorah menyarankan agar Mama mulai merasakan sedikit empati. Cobalah untuk melihat aturan ini dari sudut pandang orangtua lain. Jika Mama telah mengerti alasan orangtua lainnya untuk mengizinkan anaknya memiliki ponsel, mungkin Mama bisa memahami dan mengubah peraturan. Misalnya karena si Anak butuh berdiskusi dengan teman-temannya dalam soal pelajaran.

   Dan jika pada akhirnya Mama pun tidak menerima alasan orangtua lain tersebut, setidaknya Mama bisa memahami pilihan mereka dan menjelaskan kepada anak, mengapa Mama tetap akan menerapkan peraturan yang telah dibuat.


2. Bersikaplah terbuka


   Devorah berpendapat, jika semua orang bersikap terbuka dalam berkomunikasi tentang teknologi dan mendidik anak, maka akan banyak keuntungan yang didapat. Kebanyakan orang akan senang berbagi mengenai pengalaman mereka.

   Mendidik anak bukanlah hal yang mudah. Mama bisa mencari orangtua yang memiliki situasi yang sama dengan Mama, dan berbagi mengenai apa yang mereka lakukan. Dengan demikian Mama akan mendapat masukan dan bisa memutuskan hal yang harus Mama lakukan berdasarkan banyak pertimbangan.

   Selain itu, terbukalah pula dengan si Anak sendiri. Biarkan ia menjelaskan apa yang ia butuhkan dan alasannya. Dengan demikian Mama bisa benar-benar paham sebelum mengambil keputusan.


3. Buatlah keputusan dengan percaya diri


   Nilai yang Mama tetapkan adalah milik Mama seorang. Mama memang harus menahan diri agar tidak menghakimi orangtua lain. Namun, di saat yang sama, Mama juga harus terbuka menerima titik.

   Tapi Mama harus ingat, Mama memiliki banyak pengalaman pribadi, dan pastinya Mama mengusahakan yang terbaik untuk keluarga. Jadi percayalah pada diri sendiri saat menetapkan nilai, dan jangan biarkan orang lain ikut campur tangan.


4. Buang jauh-jauh rasa bersalah


   Bisa jadi, di tengah jalan Mama menemukan bahwa ternyata peraturan yang Mama buat selama ini kurang tepat bagi Anak. Misalnya saja, si Anak dikucilkan karena dianggap kurang bisa bergaul dengan teman-temannya akibat peraturan yang Mama buat. Jika hal semacam itu memang terjadi dan Mama mulai menyadari telah membuat keputusan yang salah, buanglah jauh-jauh rasa bersalah yang muncul.

   Belajarlah dari apa yang dilakukan orangtua lain, namun hal itu jangan sampai membuat Mama menyesal, ungkap Devorah. Ia mengingatkan bahwa tiap orangtua memiliki gaya mendidik anak masing-masing. Apa yang dilakukan oleh orangtua lain bisa jadi membantu membuka mata Mama, namun jangan sampai Mama terlalu berlarut dalam penyesalan, papar Devorah.


5. Buatlah peraturan khusus


   Si Anak bisa jadi mengatakan kepada Mama bahwa dari semua temannya, ialah satu-satunya yang tidak memiliki ponsel. Dan ternyata, dia membutuhkan ponsel itu untuk kepentingan bertanya mengenai tugas sekolah, atau untuk membuat janji dengan temannya. Untuk menghadapi hal ini, Mama bisa membuat perjanjian pula dengan si Anak.

   Jika ia benar-benar membutuhkan ponsel, buat aturan agar si Anak ikut menyisihkan uang saku demi membelikan ponsel tersebut. Atau, buat perjanjian dengan si Anak, kapan dan dalam kondisi apa ia boleh menggunakan ponsel, jika Mama memang akhirnya mengizinkannya.


6. Carilah info mengenai permintaan anak


   Jika misalnya Mama akhirnya membolehkan si Anak memiliki akun di media sosial atau untuk memainkan game, atau memberinya ponsel, pastikan Mama benar-benar tahu bagaimana cara mengatur setting di dalam game atau gawai sesuatu dengan yang Mama inginkan.

   Misalnya bagaimana cara mengatur setting game agar terbatas bagi pengguna 13 tahun ke bawah? Atau bagaimana cara mengatur privacy di media sosial sehingga Mama benar-benar yakin apa yang bisa dan tak bisa dibagikan oleh anak Mama?

   Selain mencari thau melalui internet, Mama juga bisa bertanya-tanya kepada teman Mama yang lebih berpengalaman dalam hal ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar